Teori Konflik Karl Marx – Merupakan sebuah teori yang melihat bahwa perubahan sosial. Dan itu tidak terjadi lewat proses penyesuaian terhadap nilai-nilai yang membawa sebuah perubahan. Namun, bisa terjadi karena adanya sebuah konflik yang menghasilkan kompromi-kompromi yang tidak sama dengan keadaan semula.
Teori konflik ini lahir sebagai sebuah reaksi dari munculnya teori struktural. Pemikiran yang sangat berpengaruh atau menjadi suatu dasar dari adanya teori konflik ini yaitu pemikiran Karl Marx.
Berikut ini merupakan berbagai teori konflik yang akan kita bahas, simak ulasan di bawah ini.
Daftar isi Konten
Biografi Karl Marx
Banyak sekali tulisan yang menjelaskan bahwa konsep Marx ini mengenai alienasi serta dialektika dihasut oleh Filasfat Heagel, terutama ketika dalam menganalisis suatu hubungan antara budak dengan tuan tanah.
Karl Marx menulis temanya mengenai ekonomi politik serta banyak mengkritik gagasan Adam Smith dan juga David Ricardo yang menurut Marx itu sangat reduksionis dan philintinis.
Marx sendiri memakai komentar-komentar yang klasik, romantis, humanis untuk menyerang sebuah gagasan-gagasannya Ricardo dan Smith. Karl Marx sendiri mengkaji sebuah karya sosial Prancis seperti:
- Proudhon
- Frourier
- Dsb.
Lenin, yaitu seorang Marxis yang akan memimpin Uni Soviet sekitar awal 1922, dan menyebut Karl Marx sebagai suatu kombinasi antara ekonomi polotik Inggris, filsuf Jerman serta sosial Prancis.
Doktrin yang pertama kali dibuat oleh Marx sendiri adalah mengenai materialisme sejarah. Dan gagasan lengkapnya itu ditulis dalam salah satu dari karyanya yang berjudul “The German Ideology”.
Sekitar pada tahun 1848, dan dibantu oleh Friedrich Engels, Marx membuat “The Communist Manifesto” dan mendapat sebuah sambutan dari kelas para pekerja Jerman.
Artikel Terkait : Teori Masuknya Islam ke Indonesia. |
Manuskrip The Communist Manifesto itu secara resmi dijadikan sebuah rujukan suatu klub kelas para pekerja di Jerman untuk menjalan sebuah agenda-agenda politiknya. Kalau The German Ideology mempaparkan sebuah tahapan sejarah umat manusia, maka The Communist Manifesto itu menjelaskan secara produktif mengenai peran.
Pemikiran Karl Marx pada Teori Konflik
Selama masa hidupnya, Marx ini menciptakan berbagai tulisan yang dianggap sebagai suatu sumbangan besar bagi sebuah perkembangan sosiologi sebagai disiplin ilmu.
Karya yang ditulis oleh Karl Marx
- Economic and Philosophic Manusripts of 1884.
- The German Ideology.
- Manifesto of The Communist Party.
- Das Kapital.
Dari banyaknya karya-karya yang beliau tulis itu, salah satu karya yang paling kontroversial yaitu Manifesto of The Communist Party. di dalamnya membahas seputar konflik kelas yang sedang terjadi antara para pemilik modal (borjuis) dengan kelas pekerja (proletar).
Manurut Marx, ekspoitasi yang dikerjakan oleh para pemilik modal terhadap kelas pekerja itu akan mendorong kelas pekerja (proletar) untuk bersatu. Kemudian kelas pekerja yang sudah bersatu akan merebutkan kepemilikan alat-alat produksi dari para pemilik modal (borjuis).
Setelah itu, hasil akhir dari konflik kelas ini yaitu masyarakat komunis, masyarakat yang sejahtera tanpa kelas serta fokus pada pengembangan diri anggotanya.
Tiga karya milik Karl Marx lainnya itu membahas sesuatu yang beragam, seperti:
- Materialisme.
- Kapitalisme.
- Proses ketersaingan.
The German Ideology (1845)
Dalam karya ini, Marx menolak pemakaian suatu ide, gagasan, dan hal yang lainnya yang memiliki sifat abstrak ketika dalam melihat sebuah fenomena sosial.
Marx mengatakan bahwa dunia ini dibuat dari sesuatu yang bersifat material.
Artinya, fenomena sosial itu perlu dilihat secara empiris dan sesuai pada fakta material yang terdapat pada lapangan.
Dari hal tersebut, pandangan Marx itu tidak langsung menghilangkan sesuatu yang bersifat non-material seperti:
- Politik.
- Hukum.
- Kesadaran manusia.
- Aturan moral.
- Agama.
Dari hal-hal di atas tersebut yang merupakan sebuah produk dari aktivis material seperti proses dalam memproduksi barang serta interaksi antar individu. Melalui The German Ideology, Marx secara tegas menyatakan bahwa hal-hal yang bersifat material itu hadir dan mendahului hal-hal yang non-material.
Econmoic and Philosophic Manuscripts of 1844
Dalam karya ini, Marx membahas seputar dampak dari sebuah sistem ekonomi yang memperkaya si pemilik modal tersebut. Namun bisa memiskinkan kelas pekerja pada waktu yang sama.
Sistem ekonomi seperti ini (yang biasa dikenal dengan sebutan kapitalisme) membuat para pekerja merasakan tersaing akan barang yang mereka produksi sendiri itu. Marx menyebut fenomena ini dengan sebutan alienasi.
Kemudian Marx membagi alienasi tersebut dalam empat jenis
- Alienasi dari proses produksi.
- Alienasi hasil produksi.
- Alienasi dari sifat dasar manusia.
- Alienasi dari pekerja yang lainnya.
Hasil alienasi dari suatu produksi itu mengacu pada ketersaingan yang dirasakan para pekerja terhadap suatu barang dari hasil produksinya sendiri. Misalnya seperti seorang buruh sepatu, dia memproduksi sepatu itu berdasarkan desain serta cara pembuatannya juga ditentukan oleh para pemilik modal.
Artikel Terkait : Teori Evolusi Kimia. |
Hal tersebut yang menyebabkan buruh dalam memandang sepatu hasil buatannya itu sebagai benda yang asing. Kemudian upah yang dihasilkan buruh itu, belum tentu bisa dipakai untuk membeli sepatu yang diproduksi oleh dirinya.
Alienasi dalam proses memproduksi itu mengacu pada ketersaingan yang dirasakan oleh para pekerja akan proses produksi suatu barang.
Dalam sebuah pabrik sepatu itu memiliki beberapa proses dalam pembuatannya, yaitu:
- Pemotongan bahan mentah.
- Penjahitan.
- Fase finishing.
Seorang buruh yang bertugas pada fase pemotongan contohnya, akan terjebak pada aktivitas yang berulang-ulang dan sama sepanjang waktu bekerjanya.
Aktivitas yang repetitif itu bisa mematikan pikiran buruh dan juga kebebasan fisik serta bisa membuat buruh merasa sangat tidak bahagia. Alienasi dari sifat manusia yang paling dasar itu lebih condong pada ketersaingan yang dialami oleh para pekerja akan sifat dasar manusia yang terdapat pada dirinya.
Karl Marx sendiri membedakan manusia dengan binatang itu melalui tujuan masing-masing spesies tersebut dalam memproduksi sebuah barang. Misalnya seperti seekor burung yang membuat sarang untuk dia serta keluarganyasupaya bisa bertahan hidup.
Untuk proses produksi yang dilakukan oleh manusia tersebut, kalau dilihat dari sisi lainnya itu tidak hanya bertujuan untuk agar bisa bertahan hidup semata.
Manusia itu bisa memproduksi barang di luar dari kebutuhan demi mempertahankan hidup. Manusia juga bisa memproduksi barang untuk orang lain, bahkan untuk spesies lainnya juga bisa.
Manusia juga bisa memproduksi barang dengan cara mengikuti alur standar keindahan.
Das Kapital (1867)
Dalam Das Kapital ini, Marx membahas mengenai hubungan antara buruh, komoditas serta pemilik modal. Komoditas disini didefinisikan sebagai sebuah objek yang mempunyai nilai tukar dan nilai guna.
Kalau nilai guna itu ditentukan dari individu yang membeli suatu komoditas, sedangkan nilai tukar itu ditentukan berdasarkan waktu kerja “labor time” yang dibutuhkan dalam memproduksi barang tersebut.
Marx mengatakan bahwa para buruh itu selalu menerima upah yang memiliki nilai sangat sedikit, jika dibandingkan dengan waktu kerja yang mereka lakukan.
Artikel Terkait : Teori Disiplin Kerja. |
Perbandingan antara waktu bekerja dengan upah itu disebut sebagai “nilai lebih”, itulah salah satu sumber pendapatan para pemilik modal. Di dalam sebuah sistem ekonomi yang seperti itu, akumulasi dari nilai lebih tersebut bisa memperkaya pemilik modal, serta membuat miskin para pekerja.
Demikian pembahasan seputar teori konflik Karl Marx yang bisa kami rangkum. Semoga dengan kalian membaca artikel ini bisa menambah wawasan kalian, semoga bisa bermanfaat juga buat kalian. Terima kasih.