Alat Musik Tradisional Bangka Belitung

Alat Musik Tradisional Bangka Belitung – Kepulauan Bangka Belitung atau biasa dikenal dengan singkatan (Babel) adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terdiri dari dua puluh pulau utama seperti Pulau Bangka Belitung dan Pulau Belitung serta pulau-pulau kecil lainnya seperti:

  • Pulau Pongkok,
  • Pulau Lepar,
  • Pulau Mendanau,
  • Pulau Selat Nasik,
  • Dsb.

Bangka Belitung berada di bagian timur Pulau Sumatera, dan dekat dengan Provinsi Sumatera.

Alat Musik Tradisional Provinsi Bangka Belitung (Kep. Babel) terdiri dari: Caklemong, Gendang Melayu, Dambus, Gambangan, Gong, Rebab, Rebana, Suling / Seruling.

Daftar isi Konten

Alat Musik Tradisional Bangka Belitung

Alat Musik Tradisional Bangka Belitung

Alat musik bukanlah sesuatu yang mungkin kita akan gunakan setiap hari. Namun, alat musik biasa dijadikan sebagai media penghibur diri pada saat sedang jenuh.

Tak terkecuali untuk alat musik tradisional Bangka Belitung yang akan kita bahas di bawah ini juga mempunyai peranan yang cukup penting sebagai penghibur ketika sedang jenuh ataupun bosan.

Daftar Nama Alat Musik Tradisional Bangka Belitung

Daftar nama-nama alat musik tradisional Bangka Belitung
1. Caklemong / Talempong
2. Gendang Melayu
3. Dambus
4. Gambangan
5. Gong
6. Rebab
7. Rebana
8. Suling / Seruling

Caklemong / Talempong

Alat Musik Tradisional Bangka Belitung Caklemong

Caklemong atau Talempong adalah alat musik musik pukul tradisional khas suku Minangkabau. Dia memiliki bentuk yang hampir sama dengan instrumen bonang dalam perangkat gamelan.

Caklemong bisa dibuat dari kuningan, tetapi ada juga yang dibuat menggunakan batu dan kayu sebagai bahan utamanya.

Saat ini Caklemong yang terbuat dari kuninganlah yang paling banyak digunakan.

Caklemong memiliki ukuran yang cukup kecil. Bentuknya melengkung ke bawah yang membuatnya sangat mirip dengan periuk. Pada bagian muka caklemong juga agak licin.

Gendang Melayu

Alat Musik Tradisional Bangka Belitung Gendang Melayu

Gendang Melayu adalah sebuah alat musik pukul tradisional, dia terbuat dari kulit binatang seperti lembu, kambing, dan kerbau.

Cara memainkannya yaitu dengan cara ditepuk menggunakan kedua telapak tangan.

Gendang Melayu juga merupakan sebuah alat musik dari kategori keluarga gendang. Bunyi yang dihasilkan melalui membrafon.

Dambus

Alat Musik Tradisional Bangka Belitung Dambus

Dambus adalah salah satu alat musik tradisional yang memiliki kemiripan dengan gitar dan mempunyai bentuk seperti buah labu yang sudah dibelah menjadi dua bagian, hehe.

Pada bagian perut Dambus dikosongkan sebagai ruang resonasi dan dibuat sebuah lubang. Lubang tersebut nantinya akan ditutup menggunakan kulit kijang atau kulit kera.

Alat musik ini terbuat menggunakan kayu sebagai bahan utamanya. Biasanya menggunakan jenis kayu merantai, namun ada juga yang membuatnya dari kayu cempedak.

Dambus mempunyai 6 buah senar seperti alat musik gitar. Tetapi bedanya Dambus ini memakai senar nylon, yaitu senar yang sering digunakan untuk memancing.

Baca Juga : Alat Musik Tradisional Bali

Pada tiap satu senarnya merupakan sepasang senar yang berdekatan, sehingga dia memiliki 12 senar yang pada tiap-tiap satu senarnya dimainkan sepasang bersamaan.

Uniknya, dari alat musik tradisional Dambus adalah pada bagian ujung gagangnya biasanya berbentuk seperti kepala rusa yang konon katanya merupakan binatang khas daerah ini dulunya.

Tetapi yang berinisiatif yang biasanya selalu menggunakan kepala rusa kini menggunakan berbagai bentuk kepala binatang.

Alat musik Dambus biasanya sering digunakan pada tarian-tarian adat, upacara-upacara adat, atau sekedar hiburan saja.

Gambangan

Alat Musik Tradisional Bangka Belitung Gambangan

Gambangan adalah sebuah alat musik pukul tradisional yang mirip dengan alat musik gamelan di Bali dan Jawa.

Gambangan terdiri dari tujuh buah kayu, Tetapi dalam kondisi tertentu juga bisa menggunakan lima buah kayu. Gambangan merupakan salah satu alat musik tradisional dari Bangka Belitung.

Gambangan dibuat menggunakan kayu lempengan sebagai bahan utamanya atau kayu yang ringan seperti:

  • Meranti,
  • Libut,
  • Sengkrubong, dan
  • Medang.

Gong

Alat Musik Tradisional Bangka Belitung Gong

Gong adalah sebuah alat musik pukul tradisional, alat musik ini terbuat dari logam atau perunggu lain berbentuk bundar besar seperti kuali.

Gong memiliki garis tengah ukuran 69 cm s/d 105 cm. Pada bagian atasnya diberikan sebuah hiasan berupa bentuk ular naga yang terbuat menggunakan kayu.

Baca Juga : Alat Musik Tradisional Kalimantan

Kalau dari kesenian Betawi, instrumen gong juga tergabung dalam Gambang Rancag yang mengiringi tarian topeng Gong, dan yang lainnya.

Untuk memainkan alat musik ini menggunakan alat pemukul yang empuk, sehingga bisa menghasilkan bunyi yang rendah dan bergelombang suaranya, digantungkan memakai tali.

Rebab

Alat Musik Tradisional Bangka Belitung Rebab

Rebab dalam bahasa Arab yaitu ( الرَّبَابَة atau رَبَابَة ) adalah jenis alat musik senar yang dinamakan seperti itu sejak abad ke-8.

Kemudian menyebar melewati jalur perdagangan Islam yang waktu itu lebih banyak dari Afrika Tengah, Utara, bagian dari Eropa, serta Timur jauh.

Baca Juga : Alat Musik Tradisional Bengkulu

Rebab biasanya memiliki ukuran yang tidak terlalu besar, badannya bulat, pada bagian depan yang tercangkup dalam sebuah membran seperti kulit domba serta memiliki bagian leher yang cuku panjang.

Rebana

Alat Musik Tradisional Bangka Belitung Rebana

Rebana adalah sebuah alat musik pukul yang sangat tradisional sekali, alat musik ini terbuat dari kulit dan kayu. Cara memainkannya yaitu dengan cara dipukul pada bagian kulit.

Suling / Seruling

Alat Musik Tradisional Bangka Belitung Suling

Suling atau Seruling adalah salah satu alat musik tradisional khas Bangka Belitung. Alat musik ini terbuat dari kayu dan memiliki corak yang unik sehingga membuatnya terlihat lebih indah.

Penutup

Demikian pembahasan kita seputar alat musik tradisional khas Bagak Belitung. Semoga dengan dibuatnya artikel ini bisa memotivasi kita semua untuk tetap menjaga dan melestarikan kembali nilai-nilai budaya di Indonesia.

Terimakasih.

Tinggalkan komentar

%d blogger menyukai ini: