Pengalaman Mengajar

Hasil gambar untuk ngajar
aanhisto.wordpress.com

Alhamdulillah segala Puji bagi Allah, yang telah memberikan kita berjuta-juta nikmat Iman, Islma, seerta sehat.

Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad Saw. Semoga kita semua kelak bisa mendapatkan syafa’atnya, aamiin.

Mengajar adalah sebuah pekerjaan yang terbilang cukup Mulia dimata Allah SWT. Karena seorang pengajar itu telah membuat orang di ajarkannya itu menjadi lebih pintar dari sebelumnya.

Pada artikel ini, saya akan menceritakan beberapa pengalaman saya selama mengajar, dan seperti apa yang saya ajarkan.

Daftar isi Konten

Pertamakali disuruh Mengajar

Pixabay.com

Sejarah pertamakali saya mengajar dalam hidup saya, yaitu ketika saya sedang melakukan pengabdian di Pondok Pesantren Al-Qur’aniyyah, di Tangerang Selatan.

Setelah saya lulus dari Pondok Pesantren Al-Qur’aniyyah, Kayai saya meminta saya untuk mengabdi selama 1 tahun.

Kemudian sayapun menuruti apa kata Kyai saya. Karena beliau adalah Pimpinan Pondok saya, jadi saya tidak enak kalau menolak untuk melakukan pengabdian.

Saya menganggap Kyai saya itu sebagai orang tua saya yang kedua. Mari

  • Mengajar Anak SD

Pada hari pertama itu, saya belum mengajar apa-apa kecuali hanya ditugaskan untuk mengontrol para santri selama 2 bulan kurang lebih.

Disitu saya sempat gelisah, karena tidak menghasilkan apa-apa. Untuk uang jajan saya aja waktu itu masih minta dikirimin sama orang tua.

Padahal niat saya itu sudah tidak ingin ngerepotin orang tua saya lagi. Berhubungan keadaan saya waktu itu cukup mendesak, jadinya mau tidak mau harus minta duit sama orang tua.

Karena saya juga butuh Kouta Internet, kalau masalah makan sehari-hari mah Alhamdulillah sudah disediakan di Pondok.

Singkat cerita. Saya dan dua teman saya yang lainnya itu di panggil oleh kepala Sekolah SD IT AL-QUR’ANIYYAH untuk menemuinya di Terowongan.

Jadi, di Pondok saya itu ada sebuah terowongan yang menghubungkan Asrama santri dengan Sekolah SD. Kebetulan saya dan teman saya itu dipanggil untuk menemui Kepala sekolah SD itu di terowongan tersebut.

Setelah berbicara panjang lebar, akhirnya kamipun di tawarkan untuk bantu-bantu mengajar di SD.

Ketika mendapat kabar itu, saya dan teman sayapun akhirnya merasa sangat senang sekali. Karena kalau hanya mengontrol santri saja sangat membosankan dan membuat kami jenuh selama di Pondok.

Setelah itu keesokan harinya, saya dan teman saya itu disuruh datang ke Kantor SD. Disitulah kami mulai dibagi-bagi tugas untuk mengajar.

Kebetulan tugas saya pada saat itu adalah mengajar Tahsin atau bisa dibilang juga mengajar baca Al-Qur’an untuk kelas 4 SD.

Alhamdulillah sayapun langsung disuruh masuk untuk mengisi mata pelajaran Tahsin kelas 4 SD pada hari itu juga.

Melakukan perkenalan

news.okezone.com

Pas awal mengajar itu saya sangat merasa sedikit kebingungan. Yang membuat saya bingung itu karena faktor ketidak tahuan saya harus mengajar dari mana terlebih dahulu.

Soalnya pas pembagian tugas mengajar tadi, saya tidak dikasih materi mengenai hal-hal yang harus diajarkan ketika masuk ke kelas.

Kemudian sayapun langsung melakukan perkenalan terlebih dahulu mengenai diri saya kepada Murid-murid saya, hehehe :).

Setelah selesai melakukan perkenalan diri saya tadi, langsung saya suruh untuk memegang Al-Qur’annya masing-masih.

Surat yang akan saya ajarkan adalah sekitaran Juz 30. Ketika itu saya tes satu-persatu bacaan Al-Qur’annya. Ada yang lancar, ada juga yang masih terbata-bata.

Lancar disitu dalam artian membaca panjang pendeknya sesuai Kaidah Tajwid.

Dari hal tersebut membuat saya untuk bisa lebih menekankan lagi siapa saja yang bacaannya sangat membutuhkan perhatian lebih.

Keesokan harinya saya mengajar kembali di kelas 4. Disitu saya mulai mengajari mereka membaca Al-Qur’an.

Ada yang saya turunkan untuk kembali ke iqra’ 1, ada juga yang tetap di Al-Qur’an.

Hal demikian saya lakukan, agar mereka bisa lebih bagus lagi bacaannya terkhusus yang saya turunkan ke iqra’ lagi.

Setelah itu, mereka saya suruh maju satu-persatu untuk membaca Al-Qur’an dan iqra’nya sesuai tingkat kemampuan mereka.

Metode yang Saya Ajarkan

Pixabay.com

Keesokan harinya, saya disuruh datang ke Kantor guru untuk mengambil buku panduan sesuai standar kelas yang saya ajarkan tersebut.

Jadwal Pelajaran Saya

Dari situ Alhamdulillah sudah mulai rapih dari segi metodenya. Pada saat itu jadwal jam mengajar saya itu setiap hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jum’at.

Ketika selesai mengajar, sayapun membuat skejul sesuai buku panduan.

  • Jadi setiap hari Senin itu saya khususkan untuk membaca iqra dan Al-Qur’an, sampai jam pelajaran saya selesai.
  • Kalau hari selasa itu saya khususkan untuk menulis ayat-ayat yang saya berikan. Tujuannya adalah agar mereka tidak kaku ketika menulis tulisan Bahasa Arab sampai bel berbunyi.
  • Hari berikutnya yaitu hari Rabu, itu saya khususkan untuk mempelajari seputar tentang ilmu Tajwid. Tujuannya adalah agar mereka ketika sedang membaca Al-Qur’an, itu bisa menyesuaikan dengan mengikuti kaidah Tajwid.

Ilmu Tajwid itu sangat penting sekali, karena mempelajari ilmu Tajwid itu hukumnya Fardhu Kifayah. Artinya jika dalam suatu kampung itu tidak ada yang bisa tajwid, maka berdosalah kampung tersebut.

Akan tetapi, jika dalam satu kampung tersebut ada satu orang paham mengenai ilmu tajwid, maka gugurlah dosa-dosa tersebut.

Pada intinya, harus ada yang bisa, minimal satu orang. Tapi kalau mau lebih bagus lagi, kalau bisa dalam satu kampung itu harus mempelajari ilmu tajwid semua :).

  • Kalau hari Kamisnya saya khususkan untuk Menghafal Surat-surat pilih yang sudah ada di dalam buku panduan yang saya dapatkan. Jadi semuanya wajib untuk menghafal tanpa ada alasan apapun.
  • Kemudian pada hari terakhi yaitu hari Jum’atnya, semua Anak-anak saya wajibkan untuk setor hafalan.

Nah, merekakan sudah menghafal pas hari waktu di hari Kamis. Jadi, semua hafalan yang sudah mereka hafal pada hari tersebut, itu wajib hukumnya untuk disetorkan kepada saya.

Untuk surat pilihan pertama yang harus mereka hafal adalah surat Al-Mulk. Surat ini posisinya berada di awal Juz 29, ayatnya terdiri dari 30 ayat.

Jadi di targetkan selama satu bulan itu harus menghafal surat Al-Mulk tersebut. Setiap hari jum’at itu wajib setoran, untuk jumlah ayat yang harus disetorkan itu bebas.

Jadi mereka diwajibkan menghafal ketika sedang berada dirumah. Tujuannya agar waktu bermain mereka itu tidak sai-sia.

Seiring berjalannya waktu, mereka semua sudah menghafalnya semua. Kemudian pindah ke surat berikutnya yaitu surat Al-Haqqah.

Surat Al-Haqqah lebih panjang lagi dibandingka dengan surat Al-Mulk yang hanya 30 ayat saja, kalau Al-Haqqah berjumlah 52 ayat.

Untuk jadwal setor hafalannya juga sama seperti pas ketika mereka sedang menghafal surat Al-Mulk. Seiring berjalannya waktu akhirnya merekapun selasai semua.

Seumuran mereka itu memang sangat bagus sekali untuk menghafal Al-Qur’an, karena mereka belum mempunyai banyak pikiran seperti kita, hehehe :).

Nah, alhamdulillah telah selesai cerita singkat saya, cerita tersebut itu tidak saya ceritakan dengan detail. Jadi itu hanya moment-moment yang menurut saya lebih enak untuk diceritakan saja.

Jika kalian suka dengan cerita saya, silahkan beri saya masukan dengan cara meninggalkan komentar.

Tinggalkan komentar

%d blogger menyukai ini: